Kegiatan Nasional merupakan tujuan akhir serta impian bagi semua peserta didik dalam mengikuti kegiatan, baik itu Jambore Nasional di tingkat Penggalang maupun Raimuna Nasional ditingkat Penegak dan pandega.
Bagi mereka yang berkesempatan berangkat ke kegiatan Nasional tersebut tentulah mereka yang dinilai layak serta mampu untuk mengikuti kegiatan itu. Baik dalam segi kemapuan Teknik Kepramukaan maupun dalam segi kesehatan Jasmani dan Rohani serta faktor pendukung lainnya.
Namun ironisnya, dalam penyeleksian serta pengiriman Anggota Pramuka tersebut sering kali terdapat hal – hal yang tidak sesuai, yang mengakibatkan peserta didik yang berprestasi menjadi korban akibat ketidak adilan itu.
Sehingga timbul pertanyaan “ APAKAH MEREKA TIDAK TAU ADA YANG JADI KORBAN AKIBAT MEREKA ….? Jawabnya… “ MEREKA SANGAT TAHU..!!!! “
Ketidak adilan itu bahkan sering dilakukan oleh mereka yang mengerti aturan dan prosedur pengiriman ataupun seleksi bagi peserta didik untuk kegiatan Nasional tersebut. Ketidak adilan itu sering dilakukan mereka yang mempunyai kekuasaan baik dalam struktur Organisasi Gerakan Pramuka di tingkat Kwartirnya maupun mereka yang mempunyai kekuasaan dalam Pemerintahan.
Akibat hal itu, tidak sedikit anak orang – orang dak mampu, anak petani, anak nelayan, anak buruh, anak pencuci pakaian menjadi korban ketidak bermoralnya mereka yang berlindung dibalik kata “ SUCI DALAM PIKIRAN PERKATAAN DAN PERBUATAN “
Sapa yang harus disalahkan dalam hal ini… ?
Bisakah Organisasi ini maju dalam keadaan begini…?
Kapankah Rasa Malu itu muncul bagi mereka yang telah melakukan ketidak adilan bagi generasi muda yang berprestasi itu…?
sepakat... namun ini bukan berarti pembenaran atau membenarkan...m kadang kita perlu bijak menghadapinya... kelau kita mencoba untuk membentur tembok semantara tembok itu tembok cina.. kita sendiri yang hancur.. bukan akut hancur... tapi alangkah bijaknya kita mencoba dengan cara lain yang menampatkan kita pada posisi dimana kita bisa mencari jalan untk kembalikan itu ke posisi yang sebenarnya....
BalasHapusKatakan benar itu benar.. katakan yang salah itu salah.. jangan selalu berlindung dibalik kata " semua demi kebaikan dan kata tenggang rasa " yang membuat kita tambah terjerumus dalam tindakan kesalahan itu....
BalasHapus